Senin, 19 November 2012

Kiamat? Ramalan?


Gharin Putra Y./ 25050

Final Prophecy Bukanlah Hal yang Final
Dunia sempat heboh dengan dirilisnya film yang membahas tentang hari kiamat berjudul 2012. Film yang disutradarai oleh Roland Emmerich ini terinspirasi oleh ide peristiwa hari kiamat global yang bersamaan dengan akhir putaran kalender hitungan Suku Maya pada 21 Desember 2012. Dengan beberapa kontroversi yang sempat ditimbulkannya, akhirnya film 2012 menjadi salah satu film yang paling banyak ditonton. Sepertinya masyarakat dunia sempat dibuat cemas oleh film ini, bahkan sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan masalah kiamat di tahun 2012 ini.
Ada satu film lagi yang mencoba menelisik teka-teki hari akhir dunia. Film dokumenter yang dirilis oleh National Geographic ini berjudul “2012: The Final Prophecy”. Adam Maloof, seorang geoscientist dari Princeton University, Amerika Serikat mencoba menganalisis fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini dan menghubungkannya dengan ramalan Suku Maya. Dalam film dokumenter ini Adam Maloof mengambil sudut pandang ilmiah dalam analisis fenomena alam yang terjadi. Ia berusaha membandingkan ramalan Suku Maya dengan kondisi bumi saat ini. Semua penjelasan ilmiah yang terkandung dalam film dokumenter ini mungkin akan membuat semua orang yang melihatnya bisa mengambil susut pandang tentang hari kiamat yang diramalkan oleh Suku Maya.
Suku Maya dikenal sebagai suku yang mempunyai peradaban tinggi. “Berdasarkan bukti-bukti sejarah, Suku Maya adalah sebuah peradaban yang ada di Amerika Tengah; Mexico, Guatemala, Belize, El Savador, sebagian Honduras, dan daerah Semenanjung Yucatan. Memiliki masyarakat yang kemempuan menulisnya cukup baik. Dan, juga memiliki kemampuan untuk membangun kota beserta perencanannya”.1 Dari tempat tinggal hingga rumah ibadah dibangun dengan arsitektur menawan. Sistem kalendernya pun sangat cermat dan rinci. Dalam film dokumenter 2012: The Final Prophecy diilustrasikan bentuk sistem penanggalannya. Berbentuk seperti bulatan roda penuh relief yang membentuk simbol penanggalan dan dinamakan “Siklus Baktun”. Siklus Baktun tersebut berakhir bertepatan pada tanggal 21 Desember 2012 dan diterjemahkan sebagai “End of times”. End of times sendiri masih menjadi perdebatan kalangan ilmuan peneliti. Suku Maya diilustrasikan sebagai suku yang kaya budaya. Dalam film dokumenter ini terdapat beberapa adegan yang melukiskan kegiatan upacara adat dan beberapa situs peninggalan yang megah.

Adam Maloof sendiri juga meninjau lokasi reruntuhan peradaban Suku Maya di Mexico untuk mengorek informasi yang mendukung proyek analisisnya. Ia pun berkunjung ke Australia untuk meneliti batuan demi membuktikan teori pergeseran benua. Pegunungan Andes di Amerika Selatan juga menjadi objek penelitian Maloof untuk menyelidiki perubahan iklim global. Di Pegunungan Andes ia menemukan fakta bahwa lapisan es sudah mencair dalam waktu yang realtif singkat. Semua penyelidikan yang dilakukan oleh Adam Maloof dan rekannya membuktikan bahwa memang benar sedang terjadi krisis iklim global, teori pergeseran benua pun juga benar adanya seperti yang dikemukakan oleh Alfred L. Wagener dahulu.
Penulis merasa semua itu adalah kondisi yang normal. Pergeseran lempeng bumi adalah fenomena alami yang disebabkan oleh astenosfer yang selalu bergejolak. Sedangkan perubahan iklim global yang sangat signifikan disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak menerapkan prosedur ramah lingkungan. Penulis mengambil sudut pandang yang berdasarkan atas ajaran agama Islam. Dalam menyikapi ramalan kiamat 2012 kita semua harus berpikiran rasional, kiamat tidak ada yang dapat meramalkannya kecuali Tuhan YME. Tentang bencana yang kerap terjadi, itu juga adalah kuasa Tuhan. Perubahan iklim yang ektrim harus kita sikapi dengan usaha rehabilitasi lingkungan.
Kiamat adalah suatu peristiwa yag pasti bakal terjadi, luar biasa dan sangat agung, yang tidak dapat ditolak dan dihindari oleh siapa pun.2 Ramalan Suku Maya adalah salah satu peninggalan sejarah masa lalu. Ramalan tersebut membuktikn bahwa peradaban manusia masa lalu sudah cukup tinggi. Menyikapi suatu ramalan tak perlu berlebihan, jadikan ramalan tersebut sebagai media instropeksi untuk menuju perubahan yang lebih baik di masa depan. Hal yang menjadi kesimpulan penulis adalah Final Prophecy bukanlah sebuah hal yang final.



__________
1.Giriwijayanto. 2012. Fakta-fakta Menjelang Kiamat 2012: Akhir dari Sebuah Siklus Besar Kehidupan. Yogyakarta: Narasi. hal.13

2.Mundzirin Yusuf. 2010. Membantah Kiamat 2012. Yogyakarta: Mutiara Media. hal.12

Daftar Pustaka
Buku:
Giriwijayanto. 2012. Fakta-fakta Menjelang Kiamat 2012: Akhir dari Sebuah Siklus Besar Kehidupan. Yogyakarta: Narasi
Yusuf , Mundzirin. 2010. Membantah Kiamat 2012. Yogyakarta: Mutiara Media
Internet:
http://rvfqy.wordpress.com/2009/12/. Diakses pada tanggal 1 November 2012, pukul 22.15 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Maya. Diakses pada tanggal 1 November 2012, pukul 22.20 WIB
http://natgeotv.com/asia/2012-the-final-prophecy/videos/2012-the-final-prophecy. Diakses pada tanggal 1 November 2012, pukul 22.25 WIB
Film:
Film 2012 The Final Propechy yang disaksikan pada Jumat, 19 Oktober 2012.


#bridgingcourse11

Minggu, 18 November 2012

Kreasi Berantai Bahasa Komunikasi


 Gharin Putra Y./ 25050
Kreasi Berantai Bahasa Komunikasi 

“Bahasa benar-benar sebuah fenomenon yang luar biasa. Tanpanya, kehidupan manusia seperti yang kita kenal kini takkan dapat terwujud. Tulisan yang terkandung bagai lautan tak berujung…”. Manusia tidak akan dapat dipisahkan dari bahasa sebab bahasa adalah elemen utama dalam proses komunikasi. Bahkan hewan pun punya bahasanya tersendiri dalam berkomunikasi. Bahasa terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan akhirnya menjadi semakin beragam. “Di sisi yang lain majunya perkembangan teknologi informasi dalam tanda kutip sangat mencenderai kaidah atau tata cara bahasa terutama bahasa kita yang tercinta ini yaitu bahasa Indonesia.”
“Bahasa adalah cerminan pemahaman pemakai bahasa tentang kebudayaannya, masa silam dan masa sekarang.” Dalam proses komunikasi banyak sekali bahasa yang digunakan, apalagi di Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang kaya bahasa dan dialek. Di Indonesia efektivitas bahasa dalam penyampaian informasi sangat diperhatikan agar tidak timbul kesalahan penafsiran. Bahasa kita sekarang yaitu bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang terbentuk dari kombinasi bahasa Melayu dan beberapa bahasa serapan lain. Bahasa akan terus berkembang bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Semakin jelas bahwa bahasa berfungsi sebagai penghubung untuk berinteraksi dengan komunitas sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Di era sekarang ini bahasa sudah banyak yang dimodifikasi dengan berbagai kreasi untuk mempermudah dalam berkomunikasi, bahkan pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pendidikan mulai tergeser dan digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang biasa disebut “Bahasa gaul”. Sebetulnya bahasa gaul sudah ada sejak lama. Pada 1970-an, bahasa gaul dikenal dengan istilah bahasa Prokem (sebutan untuk Preman). Bahasa ini biasa digunakan oleh anak-anak jalanan yang dianggap sebagai preman. Mereka menggunakan bahasa ini sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka sendiri. Saat ini mayoritas remaja Indonesia sangat fasih dalam mengucapkan bahkan menciptakan bahasa gaul untuk berkomunikasi dengan kawan sebaya mereka sendiri. Dalam setiap kesempatan pembicaraan dengan teman sebaya, mereka selalu aktif menggunakan bahasa gaulnya. Sebenarnya fenomena ini adalah suatu hal yang wajar mengingat masa remaja adalah tahap kehidupan yang sangat kompleks. Dalam fase remaja, orang-orang selalu berusaha untuk berekspresi dan fenomena bahasa gaul dapat dikatakan sebagai salah satu wujud nyata ekspresi remaja. Hal yang menjadi kekhawatiran sekarang adalah para remaja akan kehilangan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kebiasaan berbahasa gaul dalam keseharian mereka menjadi sebuah hal yang melekat erat dan bisa saja berubah menjadi masalah saat mereka berada dalam sebuah forum formal dan dituntut untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Sebuah hal yang mengecewakan bila generasi muda justru lebih memilih menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia dalam kegiatan interaksi sehari-harinya.
Fenomena bahasa gaul juga berimbas pada industri musik. Para komponis terkesan latah dalam menciptakan lagu dengan komposisi bahasa gaul tanpa disertai makna yang mendalam pada setiap karyanya. Banyak lagu Indonesia berbahasa gaul yang justru digemari oleh banyak orang pada awal kemunculannya, tetapi pada akhirnya euforia lagu bahasa gaul tersebut akan redam dengan sendirinya. Bahasa gaul banyak sekali jenisnya, sebut saja beberapa contoh bahasa gaul yang sempat heboh bahkan “dilestarikan” hingga sekarang yaitu gue, lo, capek deh, emang gue pikirin, kamseupay, lebay, jablay, dan masih banyak lagi yang lainnya. Contoh nyata lainnya adalah kata “sangat”, dalam bahasa bahasa gaul yang umum berubah menjadi “banget”, dan dalam bahasa gaul lainnya berubah lagi menjadi “beud”. Jelas sekali bahasa ini telah mengalami pergeseran yang begitu jauh dari esensi bahasa Indonesia yang sesungguhnya. Jika tidak ada filterisasi terhadap bahasa gaul ini, maka bahasa Indonesia akan terancam eksistensinya sebagai bahasa persatuan.
Tidak sepenuhnya bahasa gaul dipandang menjadi suatu hal yang negatif. Bahasa gaul juga dapat dimanfaatkan dalam sebuah strategi komunikasi. “Radio memperoleh lambang-lambang komunikasi yang berbunyi dan hanya dapat ditangkap oleh telinga (bersifat audial). Jadi radio masuk pada jenis media berbentuk ucapan atau bunyi (the spoken words).” Yang menjadi pokok bahasan adalah radio sebagai media massa yang sangat identik dengan kata-kata atau lebih tepatnya bahasa lisan. Dalam dunia radio yang bersegmen para muda-mudi, bahasa gaul justru membuat suasana menjadi lebih berwarna. Akan terjalin sebuah keakraban antara announcer dengan para pendengarnya. “Bahasa radio mempertimbangkan momentum, spontanitas, keseragaman gaya omong, ketiadaan batas visual (seperti dalam teks) yang ada dalam karakterisasi medium radio (dalam komunikasi massa)”. Bahasa yang diucapkan dalam setiap siaran radio (non formal) pastilah disusun sedemikian rupa untuk memancing imajinasi para pendengarnya. Sifat bahasanya sederhana dan juga ekspresif, berusaha mendokumentasikan bahasa yang digunakan dalam percakapan masyarakat sehari-hari. Bahasa selain untuk berkomunikasi juga digunakan sebagai media hiburan. Dengan menggunakan bahasa gaul, kita dapat menjalin komunikasi yang intens dan akrab. Pada intinya bahasa radio tercipta dari ekspresi bahasa verbal sehari-hari dan kemudian digunakan sebagai perangkat pertukaran gagasan melalui media radio. Media radio sampai sekarang masih diminati oleh banyak lapisan masyarakat. “Jurnalis radio menjadi pembawa bahasa personalitas yang eksklusif”. Dibuktikan dengan semakin banyaknya stasiun radio baru yang bermunculan mencoba menyajikan suatu ide yang segar dan berbeda.
Jejaring sosial juga menjadi sarana penggunaan bahasa gaul yang sedang diminati. Ada beberapa macam jejaring sosial, mulai dari Friendster, Myspace, Facebook, dan yang paling digandrungi saat ini adalah Twitter. Twitter, sebuah microblogging atau biasa disebut blog versi mini menjadi primadona banyak orang akhir-akhir ini, terutama para remaja. Indonesia sangat sering menciptakan sebuah Trending Topic dan itu membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya banyak dan rajin menggunakan Twitter. Dalam setiap kesempatan para kawula muda akan meng-update kegiatan yang sedang ia lakukan. Bahasa yang digunakan juga sangat jauh dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa gaul semakin cepat beredar melalui jejaring sosial karena sebagian besar penggunanya ibarat ambassador bahasa gaul itu sendiri. Oleh karena fenomena tersebut Twitter menjadi sangat identik dengan bahasa gaul.
“Media massa pun juga telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dengan pengaruh sosial yang cukup besar”. Tak hanya sampai disitu, dewasa ini media elektronik seperti televisi semakin mendukung penyebaran dan penggunaan bahasa gaul. Mulai dari sinetron, industri perfilman, bahkan periklanan semuanya gencar menggunakan bahasa gaul. “…dewasa ini, iklan sudah menjadi tenaga industri media.” Industri periklanan sudah mulai menganut “paham” bahasa gaul dalam upaya persuasinya. Sebuah iklan pada hakekatnya mempunyai fungsi untuk menawarkkan sebuah produk kepada para konsumen. Hal yang menarik saat ini adalah banyak produk yang ditawarkan dengan menyertakan tagline dengan bahasa gaul. Penggunaan bahasa gaul dalam sebuah tujuan persuasi adalah sesuatu yang lumrah. Mengingat bahasa gaul diciptakan oleh masyarakat dan produk-produk tersebut juga ditujukan untuk masyarakat itu sendiri. Kreativitas juga diuji dalam proses pembuatan sebuah iklan yang baik, agar hasil yang diharapkan dari iklan tersebut dapat menginspirasi dan menarik minat masyarakat banyak. Sebagai contohnya adalah iklan rokok L.A. Light yang menggunakan tagline “Enjoy aja!”, sebuah slogan yang ringkas namun cukup unik dan kreatif untuk mempersuasi masyarakat.. Iklan lain yang akrab di telinga kita adalah iklan Sampoerna Hijau dengan tagline “Gak ada loe gak rame.” Hal yang unik seperti itulah yang akan dijadikan senjata oleh produsen saat menawarkan produknya. Tujuan utama pembuatan tagline yang ingin dicapai adalah membuat produk tersebut semakin dikenal dan diingat masyarakat. Tak hanya tagline yang diperhatikan oleh kreator iklan, namun juga bahasa yang terdapat dalam iklan tersebut. Sebisa mungkin pengemasan materi iklan bisa mewakili hal yang sedang booming di masyarakat. “Aku nggak punya pulsa!, Ih kamseupay, ciyus miapah?” adalah beberapa bahasa gaul yang termuat dalam iklan produk yang sudah dikenal luas masyarakat. Satu poin penting yang perlu dijadikan perhatian adalah masyarakat menciptakan bahasa gaul yang kemudian diaplikasikan pada iklan suatu produk, namun bisa juga sebaliknya bahwa bahasa gaul diciptakan oleh seorang kreator iklan dan tersebar lewat berbagai media yang akhirnya menjadi sebuah “wabah” yang beredar di masyarakat.
Suatu kondisi yang dapat dikatakan sebagai sebuah simbiosis mutualisme yang mengalami anomali. Dikatakan anomali karena terjadi keanehan saat bahasa gaul dianggap negatif bagi sebagian orang justru media membuatnya semakin melekat dalam diri masyarakat. “Kita akan terus dipengaruhi oleh media di sepanjang hidup kita.” Gaya bahasa gaul yang terus-menerus disebarluaskan media membuatnya akrab di telinga masyarakat dan akan terus membentuk efek berantai di kemudian hari. Pada dasarnya kita harus pandai menempatkan diri dalam penggunaan bahasa gaul sehari-hari. Jangan sampai bahasa gaul yang merupakan kreasi dalam berkomunikasi justru mengacaukan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. 



Daftar Pustaka 

Buku: 
Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung: CV. Armico. 
Basuki, Sunaryono. 2009. Dari Wisata Bahasa hingga Selangkangan. Denpasar: Pustaka Larasan. 
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra. 
Davis, Howard dan Paul Walton. 2010. Bahasa Citra Media. Yogyakarta: Jalasutra. 
Fauziah, Nurul dan Anugrah Roby S. 2010. Gua Gak Cupu. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 
Hester, L. Albert dan Wai Lan J. 1997. Pedoman untuk Wartawan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Masduki. 2006. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. 
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta:Salemba Humanika. 
Wibowo, Wahyu. 2009. Menuju Jurnalisme Beretika. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 
Internet: 
http://bahasa.kompasiana.com/2012/06/26/bahasa-indonesia%E2%80%98mandeg%E2%80%99-bahasa-gaul-makin-meroket/ Diunggah 26 Juni 2012. Diakses 1 November 2012 pukul 16.08 WIB http://blog.ub.ac.id/nurfinafajrya/2012/07/06/pengaruh-pengaplikasian-fenomena-bahasa-gaul-di-kalangan-remaja-saat-ini/ Diunggah 6 Juli 2012. Diakses 30 Oktober 2012 pukul 20.20 WIB http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/04/24/pemakaian-bahasa-gaul-mempengaruhi-perkembangan-bahasa-indonesia/ Diunggah 24 April 2012. Diakses 30 Oktober 2012 pukul 20.15 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem/ Diunggah 10 Juli 2012. Diakses 1 November 2012 pukul 17.00 WIB

#bridgingcourse10

Jumat, 19 Oktober 2012

Memori SMA, "Putra Putri SMAGA"




Pusara Hitler di Indonesia


Gharin Putra Y./ 25050
Pusara Hitler di Indonesia
Adolf Hitler dilahirkan di Gasthof zum Pommer, sebuah penginapan di Braunau am Inn, Austria, dekat Jerman pada 20 April 1889 sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Ayah Adolf Hitler, Alois Hitler (1837–1903), merupakan seorang pegawai kantor bea cukai. Sedangkan ibunya, Klara Pƶlzl (1860–1907), adalah istri ketiga Alois. Keluarga Hitler berpindah-pindah dari Braunau am Inn ke Passau, Lambach, Leonding, dan Linz. Hitler kecil merupakan pelajar yang baik pada waktu bersekolah pada sekolah menengah pertama (junior high school). Namun pada kelas enam, tahun pertamanya di sekolah menengah atas (high school), ia gagal dan harus mengulang kelas. Sejarah hidupnya agaknya sedikit tertutup sampai akhirnya ia menjadi pemimpin partai NAZI di Jerman.
Ada satu hal yang menarik bagi saya saat membaca buku yang berjudul “151 Konspirasi Dunia Paling Gila dan Mencengangkan”. Dalam buku tersebut terdapat satu bagian yang membahas kesaksian dr. Sosrohusodo tentang Adolf Hitler dan kaitannya dengan Indonesia. Dari sekian banyak informasi yang ada tentang kematian Hitler, tidak ada satupun yang dapat menyebutkan secara pasti apa penyebab kematian sang diktator Nazi ini. Ada sumber yang mengatakan bahwa Hitler bersama Eva Braun istrinya bunuh diri dengan menelan racun sianida. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya.
Sebelumnya, di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 terdapat sebuah artikel tentang Hitler. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar, tempat yang diduga menjadi pelarian Hitler. Sebuah makam di TPU Ngagel, Surabaya juga sempat menjadi bahan perbincangan heboh di masyarakat. Makam itu disebut-sebut sebagai pusara dari Adolf Hitler sang pemimpin NAZI yang kejam. Salah satu sumber mengemukakan bahwa pada tahun 1954 Adolf Hitler masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama palsudr. Poch”. Pada awalnya dr. Poch tinggal di Dompu lalu pindah ke Bima, selanjutnya pindah ke Kabupaten Sumbawa Besar, kemudian bekerja menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa Besar. Seluruh penduduk pulau Sumbawa kenal dengan dokter ini, yang dipanggil dengan julukan dokter Jerman”.
Salah satu peninggalan dr. Poch yang meninggal pada tanggal 15 Januari 1970 di Surabaya, yaitu buku catatan kecil berwarna cokelat ukuran 9×16 cm dengan tebal 44 cm. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno, semuanya berbahasa Jerman. Begitu pula tulisan tangan yang dibuatnya di buku-buku tersebut sangat identik dan mirip dengan tulisan tangan Hitler. Buku ini mempunyai arti yang sangat besar, karena merupakan salah satu bukti otentik yang menyatakan bahwa dr Poch adalah pemimpin NAZI yang mahsyur, Adolf Hitler. Bila benar dr. Poch adalah Hitler, berarti saat itu ia sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. Dr. Sosrohusodo juga menjelaskan tentang ciri-ciri dari dr. Poch yang diyakini mirip dengan Adolf Hitler. Tubuhnya kurus, berperawakan agak tinggi, wajah yang tirus, dan berkumis ala komedian Charlie Chaplin. Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui ini sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
Bukan hanya dr. Sosrohusodo yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah. Kaitan Hitler dengan Indonesia adalah karena Indonesia adalah negara yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Seperti yang kita ketahui Israel adalah sebuah negara Yahudi dan Hitler sangat membenci kaum Yahudi. Mungkin karena alasan tersebut Hitler memilih Indonesia sebagai tempat pelariannya untuk menghindar dari hukuman penjahat perang.



Daftar Pustaka
Buku:
Suci, Afred. 2011. 151 Konspirasi Dunia Paling Gila dan Mencengangkan. Jakarta: PT Wahyu Media
Internet:

#bridgingcourse9


Revolusi Pemikiran Pengguna Jejaring Sosial


Gharin Putra Y./25050
Revolusi Pemikiran Pengguna Jejaring Sosial
Fenomena jejaring sosial seakan-akan sudah mendarah daging bagi sebagian orang. Bahkan muncul anggapan bahwa hidup tanpa jejaring sosial adalah kampungan, pemahaman yang seperti inilah yang masih salah kaprah. Banyak orang yang membuat suatu akun pada jejaring sosial hanya semata-mata karena ingin dianggap eksis. Masih sangat banyak penyalahgunaan jejaring sosial, padahal sebenarnya banyak sekali dampak positif yang dibawa oleh jejaring sosial. Mereka tanpa sadar telah menciptakan suatu tren yang sebenarnya salah namun justru dianut banyak orang.
Banyak sekali macam jejaring sosial, dari mulai Friendster, Myspace, Facebook, dan yang paling digandrungi saat ini adalah Twitter. Twitter, sebuah microblogging atau biasa disebut blog versi mini menjadi primadona banyak orang akhir-akhir ini, terutama para remaja. Mereka menjadikan Twitter sebagai sarana pergaulan di dunia maya. Akan tetapi masih banyak yang perlu diluruskan tentang apa fungsi dan dampak yang ditimbulkan dari jearing sosial  Twitter. Terkadang para pengguna Twitter tak segan dalam mengumbar masalah pribadinya, mereka kurang bisa mengendalikan diri. Karena sikap yang kurang dapat mengendalikan diri tersebut, banyak masalah yang terjadi dan faktornya adalah jejaring sosial.  “Orang yang menentukan diri sendiri, yang belajar mengatur diri sendiri sebelum ia mengatur sebuah negara besar yang kelak menyatakan dirinya sebagai bapak bangsa” (John McCain dan Mark Calter, 2009:135).1 Kata mutiara dari buku yang memuat perkataan George Washington tersebut sangat relevan dengan kondisi remaja Indonesia saat ini yang mana sedang kecanduan jejaring sosial. Perlu digarisbawahi bahwa dari hal yang sepele sekalipun pasti akan selalu menimbulkan akibat.
Kebebasan berekspresi memang sudah dijamin dalam UUD 1945 pasal 28. Akan tetapi banyak orang yang masih salah tafsir, akibatnya sering timbul masalah karena kesalahan persepsi ini. Bebas berbicara, berekspresi namun tidak didahului dengan dampak kedepannya. “Bahasa benar-benar sebuah fenomenon yang luar biasa. Tanpanya, kehidupan manusia seperti yang kita kenal kini takkan dapat terwujud. Tulisan yang terkandung bagai lautan tak berujung…” (Marcel Danesi, 2011:108).2 Sebagai makhluk sosial kita memang sangat membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi, namun perlu ada suatu revolusi pemikiran agar orang-orang tidak seenaknya saja dalam berbicara dan mengekspresikan perasaannya.
Indonesia sangat sering menciptakan sebuah Trending Topic3 dan itu membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya banyak dan rajin menggunakan  Twitter. “Menurut studi sebelumnya pada 2010 oleh ComScore, mengungkap bahwa 21% warga Indonesia terdaftar di Twitter, membuatnya sebagai negara paling kecanduan Twitter”.4 Trending Topic yang diciptakan terkadang terkesan seperti mainan, lelucon, dsb. Akan tetapi itulah yang digemari para tweeps5 di Indonesia. Mereka lebih mengutamakan hal yang dianggap lucu, konyol atau sejenisnya daripada sebuah isu global yang menjadi perbincangan dunia. Hal inilah yang membuat Twitter Indonesia berbeda dengan Twitter negara lain, sebuah situasi yang sangat kontras dengan negara lain sebut saja Amerika Serikat. Di sana pengguna Twitter sangat bijak, mereka memanfaatkan Twitter untuk kegiatan yang bermanfaat. Jarang sekali ditemui orang Amerika yang “nyampah” di timeline6 Twitter kerena mereka tahu batas dan adab dalam menggunakan jejaring sosial. Masyarakat Indonesia belum sepenuhnya sadar akan arti penting Twitter, masih banyak yang belum bijak dalam menggunakannya. Seharusnya Twitter digunakan sebagai media untuk memperkaya wawasan, janganlah digunakan semata-mata untuk media pencitraan .”Bahkan pepatah di ‘You are what you think’ kini dipelesetkan menjadi ‘You are what you tweet”.7

Catatan Akhir
1 John McCain dan Mark Calter, Karakter-karakter yang Menggugah Dunia (Gramedia, 2009), hal. 135.
2 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna (Jalasutra, 2011), hal. 108.
3 Para peneliti mengatakan bahwa hal ini mungkin dipicu oleh faktor karena Indonesia memiliki populasi yang besar, yakni sekira 240 juta penduduk, semakin mudahnya akses untuk perangkat mobile, dan semakin umum pula penggunaan Bahasa Inggris.
4 Suatu topik yang menduduki peringkat tinggi di dunia Twitter, bargantung pada banyaknya jumlah pengguna Twitter yang membicarakan suatu topik tertentu tersebut.
5 Tweeps adalah sebutan bagi pengguna Twitter, sapaan yang biasa digunakan di Twitter.
6 Timeline adalah sebuah tempat yang menunjukkan tweet yang dibuat seseorang.
7 Banyak orang membangun pencitraan lewat Twitter. Pada kenyataannya, rekan kerja, atasan, klien, dan rekan profesional tidak melihat Anda di dunia maya saja.

Daftar Pustaka
Buku-buku:
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra
Hester, L. Albert dan Wai Lan J. 1997. Pedoman untuk Wartawan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
McCain John dan Mark Calter. 2009. Karakter-karakter yang Menggugah Dunia. Jakarta: Gramedia
Wibowo, Wahyu. 2009. Menuju Jurnalisme Beretika. Jakarta: Kompas
Internet:
Adis, Rizki. 2012. Diunggah Sabtu, 14 Juli 2012 07:38 WIB. Terarsip di http://www.tabloidbintang.com/psikologi/56214-jangan-hanya-membangun-citra-diri-di-dunia-maya-di-dunia-nyata-juga-penting.html. Diunduh Minggu, 14 Oktober 2012 10.12 WIB
Taufiqqurakhman, Ahmad. 2012. Diunggah Rabu, 11 Januari 2012 09:56 WIB. Terarsip di http://teknologi.inilah.com/read/detail/1817309/indonesia-negeri-twitter. Diunduh Minggu, 14 Oktober 2012 07.56 WIB

 #bridgingcourse8