Sabtu, 22 September 2012

Memupuk Asa di Teras Negara



 Gharin Putra Yanotama
Memupuk Asa di Teras Negara 

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang bentuk geografisnya berupa archipelago sebanyak 17.000 pulau bahkan lebih yang terpisahkan oleh lautan. Dengan wilayah kedaulatan yang sangat luas ini maka diperlukan sebuah penjagaan yang ekstra demi memelihara kedaulatannya. Mungkin daerah yang berada di area dalam republik ini dapat dikatakan aman dari disintegrasi, namun lain halnya dengan wilayah yang berada di garis terluar dari NKRI. Wilayah yang disebut sebagai “Teras negara” ini justru terbengkalai jauh dari sentuhan pembangunan bahkan bisa saja terancam kedaulatannya oleh gangguan negara tetangga.
Seperti yang kita semua ketahui, Negara Indonesia hidup bertetangga dengan negara lain seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Papua Nugini, dll. Tak jarang terjadi selisih paham yang berkaitan dengan patok perbatasan dan itu membuat hubungan diplomatik antaranegara yang berselisih tersebut menjadi panas. Malaysia, sebuah negara yang disebut-sebut sebagai negara serumpun ini sering menyulut emosi masyarakat Indonesia. Wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Indonesia selalu menjadi pokok masalah kedua negara. Pulau Sipadan dan Ligitan yang dahulu milik Indonesia, kini sudah ada ditangan Malaysia. Peristiwa itu sangat mengancam integritas kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bisa saja merambat menjadi sebuah ketegangan bahkan berakhir dengan perang.
Pada kenyataannya, wilayah terluar dari Republik Indonesia ini keadaannya memang masih sangat memprihatinkan. Banyak yang belum merasakan kemerdekaan secara penuh karena hidup masyarakat perbatasan tersebut masih sangat sulit. Sarana infrastruktur yang ada di wilayah perbatasan juga sangat jauh dari kata layak. Jalan yang merupakan urat nadi perekonomian keadaanya buruk belum diaspal. Kondisi yang seperti inilah yang membuat geliat perekonomian daerah terluar Indonesia menjadi stagnan. Pokok permasalahan yang perlu menjadi perhatian pemerintah Republik Indonesia adalah problematika masyarakat di wilayah perbatasan yang masih didominasi oleh minimnya infrastruktur dan rendahnya tingkat ekonomi warga. Selain itu, masyarakat perbatasan juga menghadapi rendahnya suplai barang kebutuhan pokok buatan dalam negeri yang relatif lebih mahal dari barang buatan negara tetangga. Oleh karena itu masyarakat perbatasan di sana justru lebih banyak memilih untuk mengkonsumsi produk dari negara tetangga yang masuk ke wilayah Indonesia dengan cara yang tentu saja ilegal. Contohnya di sebagian wilayah perbatasan di Kalimantan, masyarakat Indonesia mau tak mau harus membeli barang-barang Malaysia. Keadaan yang memprihatinkan adalah masyarakat perbatasan menggunakan gabungan rupiah-ringgit sebagai alat pembayaran dalam transaksi perekonomian.
Kondisi geografis yang sulit dijangkau serta transportasi yang terbatas juga menghambat arus informasi dan pembangunan yang akan masuk. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat perbatasan masih sangat rendah, pun dengan kualitas kesehatan. Masyarakat daerah terluar masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan mungkin karena sangat jarang diadakan penyuluhan tentang kesehatan oleh pemerintah daerah. Sarana kesehatan mulai dari dokter, puskesmas, maupun obat-obatan sangat jarang ditemui. Hal mendasar yang menjadi prioritas tugas pemerintah adalah memastikan dan menjamin kehidupan penduduk yang hidupnya tergantung pada kawasan perbatasan tersebut. Minim sekali infrastruktur dasar yang disediakan oleh pemerintah Republik Indonesia terutama dalam kebutuhan kesehatan, pendidikan, komunikasi, ekonomi dan perhubungan.
“Kita harus berbuat pada masyarkat. Hidup adalah perbuatan” (Ilham Syifa`, M.Si., 2012:15)1. Masih sangat banyak masalah publik yang belum dapat dipecahkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah masalah peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan. Diperlukan sebuah program perintis yang menangani tentang masalah kesejahteraan masyarakat perbatasan yang nantinya diikuti oleh program-program lain sebagai pelengkapnya. Masyarakat perbatasan sangat butuh akses informasi dan perhubungan dalam proses pengembangan daerahnya. Jangan sampai negara tetangga “mengambil hati” masyarakat perbatasan dengan cara memberikan akses yang mudah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Daerah perbatasan adalah pintu gerbang suatu negara yang sekaligus akan menjadi cerminan suatu negara. Faktanya, selama ini hanya beberapa daerah perbatasan yang diperhatikan kesejahteraannya kerena sumber daya alamnya yang menyokong ekonomi negara ini.
_______________
1Ilham Syifa`, M.Si., “Mengabdi di Pulau Terpencil”. Kabar UGM, (Agustus, 2012), hal. 12-15. 

Pemerintah perlu melakukan pendekatan kesejahteraan melalui pembangunan yang melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan. Dengan begitu masyarakat di sana merasa diperhatikan oleh pemerintah, dan itu mencegah timbulnya gerakan separatis yang berniat untuk memisahkan diri dari NKRI. Jangan sampai kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia diinjak negara lain lagi. Negara ini adalah negara yang mempunyai potensi yang besar, dan kita harus memberdayakan pos-pos vital tersebut. Pemerataan kesejahteraan demi mengurangi kesenjangan ekonomi di Indonesia harus terus dilakukan. Sekarang pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati peringkat kedua di dunia setelah China, namun prestasi itu belum dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah harus aktif merangkul seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan pondasi integrasi di Indonesia ini. Era orde baru yang telah runtuh bisa jadi patokan betapa dahulu Indonesia disegani oleh negara lain. Lebih jauh lagi, pengelolaan di wilayah perbatasan jangan hanya fokus pada daerah perbatasan yang memiliki kekayaan alam, namun juga harus mencakup wilayah perbatasan seperti pulau-pulau di garis terdepan yang juga menjadi perbatasan langsung dengan negara-negara lain. 

Daftar referensi:
Anonim. “Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan”. Suara Merdeka, 17 September 2012, hal 6.
Syifa`, Ilham. “Mengabdi di Pulau Terpencil”. Kabar UGM, Agustus 2012, hal 12-15.

#bridgingcourse5

Senin, 17 September 2012

Ngulik Malam Hari Bersama Mbak Ni'na

        Gadis berjilbab yang bernama lengkap Dzikrina Nur Afifah Kusumadewi ini adalah kakak angkatanku di prodi Ilmu Komunikasi UGM. Mbak Ni'na berasal dari Solo dan kebetulan juga kakak kelas saat SMA. Sejujurnya saat SMA pun aku tak begitu mengenalnya, hahahahaha. Saat SMA Mbak Ni'na memilih jurusan IPA, tapi anehnya saat kuliah justru banting setir ke prodi Ilmu Komunikasi yang basicnya IPS. Mbak Ni'na memilih komunikasi media dalam peminatan di jurusan Ilmu Komunikasi. Alasan memilih komed adalah karena ia suka jurnalistik dan kelak ingin bergabung dalam National Geographic. Wah impian yang tinggi dan kebetulan salah satu targetku juga ingin menjadi bagian dari National Geographic, Aamiin. Hobinya bermain, mungkin untuk menghilangkan penat selama kuliah. Dosen favorit Mbak Ni'na adalah Cak Budi karena dinilai dapat membuka wawasan menjadi lebih luas. Mbak Ni'na juga mengaku sedang mengalami galau akademis, ia masih bingung tentang target kedepan setelah lulus sarjana. Akan tetapi menurut saya, dengan pembawaan Mbak Ni'na yang ceria dan bersemangat, nantinya hal itulah yang dapat menjadi bekal utama untuk mencapai targetnya. Komentarnya tentang jurusan Ilmu Komunikasi adalah suatu jurusan yang asik karena dapat berbaur dengan teman-teman lain jurusan bahkan lain fakultas. Obrolan malam ini sangat santai dan menyenangkan, selain bisa mendapat info tentang dunia perkuliahan, aku juga bisa lebih akrab dengan kakak angkatanku yang satu ini.

Minggu, 16 September 2012

Communication of GADJAH MADA UNIVERSITY



Olalaaaa~

 Nusa Dua Beach, Bali ;)


 Bollywood style ;)



Sangiran Museum, Homeland of Java man ;)

KELUARGA KOMIS1 :')



Cuap-cuap dengan Mas Yudis

        Siang itu aku menemui seorang kakak angkatan berkaca mata yang sedang bermain gitar di teras gedung Fisipol. Kakak angkatan Komunikasi 2011 yang satu ini bernama lengkap Yudistira Surya Pradana, biasa dipanggil Yudis. Lahir pada tanggal 24 Mei (tahun dirahasiakan) hehehehe. Mas Yudis tinggal di Sleman dan hobinya main ke manapun yang penting asik. Ia memilih komstra sebagai konsentrasi pada jurusan Ilmu Komunikasi UGM karena ia merasa suka terhadap dunia periklanan. Ketika ditanya apakah ia hobi bermain gitar, jawabannya singkat, "Biasa aja tuh." Kemudian suasana hening sesaat. Dalam hati aku menerka entah karena ia menjadi anggota komdis yang dituntut harus sedikit bicara ataukah memang pembawaan Mas Yudis sehari-harinya demikian, entahlah. Akan tetapi saat itu muka Mas Yudis terlihat datar-datar saja, setiap pertanyaan dijawab dengan singkat. Dosen favoritnya adalah Mas Nunung karena dinilai nyentrik dalam kesehariannya. Kegiatan yang diikuti Mas Yudis untuk memnambah keterampilan dibidang komstra adalah Deadline. Mas Yudis juga berkomentar bahwa kuliah di komunikasi adalah kuliah yang selo. Hmm asik juga komentarnya, semoga semakin hari aku bisa semakin akrab dengan Mas Yudis dan tentu saja dengan kakak-kakak yang lainnya.

Sabtu, 15 September 2012

Obrolan Selasar dengan Mbak Ruth Lasamahu


Beberapa menit sebelum kuliah dimulai aku bertemu dengan seorang perempuan dan rupanya ia adalah kakak tingkatku di Ilmu Komunikasi UGM. Namanya Ruth Lasamahu, kerap disapa Ruth. Ia berasal dari Cirebon lahir pada tanggal 6 Juli 1993. Mbak Ruth ini memilih komunikasi strategis dalam peminatan di jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Alasannya memilih komstra kerena Mbak Ruth lebih tertarik mendalami PR atau Public Relation. Ketika ditanya siapa dosen favoritnya, Mbak Ruth enggan menjawabnya karena bingung. “Karakter dosen itu hampir semuanya sama”, kata Mbak Ruth di tengah obrolan kami. Perempuan yang memiliki marga Ambon ini juga berbagi tips perkuliahan misalnya kita harus rajin ke perpustakaan untuk mencari referensi dan menambah pengetahuan. Selain itu, Mbak Ruth juga berpesan agar kita bisa membagi waktu dan serius dalam menghadapi dunia perkuliahan. Akhirnya waktu yang semakin mepet dengan jadwal kuliah membuat Mbak Ruth harus bergegas menuju kelas, dan terpaksa obrolan kami terhenti. Namun dari obrolan tersebut aku menangkap bahwa kakak angkatan akan sangat membantu bila kita tidak sungkan berbaur dengan mereka. Bila kita saling kenal dan berpikir terbuka, pasti akan mudah buat kita untuk bertukar info seputar perkuliahan.

Espektasi terhadap Perkembangan Media di Indonesia

Gharin Putra Yanotama 
Espektasi terhadap Perkembangan Media di Indonesia 
       Era globalisasi seperti sekarang ini adalah masa-masa dimana ilmu komunikasi berkembang sangat pesat. Penyampaian pesan atau ide dari seseorang kepada masyarakat banyak menjadi sangat marak. Mulai dari sebuah tulisan berisi argumen yang mengemukakan suatu sudut pandang pemikiran dari si penulis secara gamblang. “Dengan demikian, tidak ada cara pandang tunggal terhadap sebuah persoalan atau fenomena” (Dr. Phil. Gabriel Lele, S.IP., M.Si. dkk, 2010:10)1. Pengaruh komunikasi dan media menjadi sangat penting karena sekarang ini pola hidup masyarakat yang sangat up to date sudah menjadi hal umum. Bukan pengaruh atau perilaku konsumtif yang akan saya bahas di sini akan tetapi perkembangan media di Indonesia. 
        Seperti yang kita ketahui sekarang, berbagai media massa baik tulis maupun elektronik menampilkan iklan yang kadang justru membentuk pola pikir masyarakat menjadi salah kaprah. Banyak pihak yang lebih mengutamakan popularitas daripada dampak yang ditimbulkan untuk masyarakat yang menontonnya. Sebenarnya pemerintah sudah berupaya mengendalikan jumlah tayangan yang tidak berbobot, dengan cara membuat regulasi yang menurut saya cukup ampuh menanggulangi penyebaran tayangan yang kurang intelek. Sebagai contoh dahulu pernah ada program pada salah satu televisi swasta sempat dilarang tayang beberapa waktu karena diyakini telah menciptakan kepanikan masyarakat. Tayangan tersebut membuat sebuah reportase yang dianggap hiperbola oleh banyak pihak sehingga akan menimbulkan pemahaman yang salah terhadap orang yang menontonnya. Pada akhirnya tayangan tersebut boleh tayang kembali setelah menempuh proses yang panjang. Akan tetapi masih banyak kesalahan dalam cara penyampaian pesan dalam tayangan tersebut. Kembali lagi bahwa beberapa oknum sangat mengutamakan komersialitas dibanding penyampaian pesan yang berkualitas. Perlu sebuah revolusi media agar tercipta sebuah iklim yang nyaman dan beradab dalam penyebaran informasi di Indonesia. _______________ 1Dr. Phil. Gabriel Lele, S.IP., M.Si. dkk, Panduan Penulisan Akademik (Fisipol UGM, 2010), hal. 10. 
        Masalah selanjutnya adalah bagaimana menyikapi perkembangan dunia periklanan di Indonesia saat ini. Banyak sekali iklan yang menawarkan sesuatu baik itu barang ataupun jasa. Sisi persuasif sangat diutamakan dalam sebuah iklan, namun juga harus diperhatikan dampak iklan tersebut bagi orang yang menonton. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Akan tetapi semua itu tidak terlepas dari sisi negatifnya seperti yang telah dijelaskan diatas. 
        Akan tetapi sungguh sangat disayangkan, seiring dengan berkembangnya era globalisasi di negara kita ini masalah teknologi informasi dan teknologi masih belum merata atau bisa dibilang masih ada kesenjangan. Untuk itu, semua pihak harus mulai memikirkan program untuk meningkatkan dan memeratakan akses terhadap teknologi informasi di dunia pendidikan. Contohnya: Pemerintah membagikan komputer layak pakai ke sekolah-sekolah yang tertinggal (dalam hal ini adalah yang tergolong jauh dari akses informasi), mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan persentase melek huruf dan pemahaman terhadap teknologi informasi, mengadakan lomba website sekolah dan lain-lain. Proses pembangunan suatu negara tidak akan lepas dari komunikasi dan media. Namun dua hal tersebut bagaikan dua sisi mata uang, artinya komunikasi dan media bisa membantu menuju perubahan yang progresif namun bisa juga justru perubahan regres yang terjadi. 
        Seandainya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sesuai peruntukannya maka dunia ini tidak lagi dibatasi jarak dan waktu. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kita sudah bisa mengetahui dan melihat apa yang sedang terjadi maupun yang baru terjadi ditempat yang jauh disana dengan kemajuan teknologi tersebut kitapun sudah bisa berbicara , berkomunikasi , bertatap muka dengan lawan bicara kita , dengan mitra kerja kita , dengan kerabat yang jauh di seberang sana. Walau pertemuan hanya sebatas lewat sarana komunikasi canggih tersebut tapi pesan-pesan, maksud dan tujuan kita bahkan mungkin rasa rindu kita sudah tersampaikan dalam waktu yang relatif singkat. Begitu juga informasi kemajuan yang ada di wilayah yang jauh dari tempat kita bisa kita ketahui lewat sarana teknologi informasi dan komunikasi tersebut. 
         Agar terbentuk pola pikir masyarakat yang baik, perlu penertiban pada program-program media yang disiarkan. Bebas bukan berarti sembarangan dalam menayangkan sesuatu untuk masyarakat banyak. Pastikan etika atau batas tertentu dalam suatu tayangan dipatuhi agar tidak ada lagi tayangan yang merugikan. Sebagai masyarakat kita juga perlu turut ambil bagian dalam perkembangan media dan komunikasi di Indonesia. Negara ini terkesan stgnan bila tidak ada gebrakan baru dari para generasi muda. Indonesia adalah negara besar yang tentu saja juga menyimpan potensi yang sangat besar yang belum terjamah. Agaknya dari sisi SDM kita memang kurang, namun dengan semangat untuk belajar dan berkembang saya sangat yakin kelak Indonesia akan menjadi sebuah negara maju dan bisa saja menjadi contoh untuk negara lainnya. 
Daftar Pustaka 
Fairus, N. H. 2007. Terampil Menggunakan TIK untuk SMP Kelas VII. Bekasi: Ganeca-exact 
Jogiyanto, H. 1999. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi 
Lele, Gabriel, dkk. 2010. Panduan Penulisan Akademik. Yogyakarta: Fisipol UGM 

#bridgingcourse4

Jumat, 14 September 2012

Obral-obrol dengan Kak Rizki Fauzi

Siang hari kemarin, sesaat sebelum jadwal mata kuliah dimulai aku menyempatkan diri untuk lebih membaur dengan lingkungan baruku, Ilmu Komunikasi UGM. Siang itu aku menemui salah seorang kakak angkatan tahun 2011, namanya Riski Fauzi dan kerap disapa Fauzi. Kesan awal saat ngobrol dengan Kak Fauzi adalah santai. Menurutku Kak Fauzi adalah orang yang menyenangkan dan ramah. Saat pertandingan futsal antara angkatan 2012 dan 2011 dalam rangka mengakrabkan diri, aku melihat Kak Fauzi cukup mahir dalam menggocek bola, pertandingan yang seru sore itu, dan dimenangkan oleh angkatan 2011. Kak Fauzi memilih komstra dalam konsentrasi jurusan Ilmu Komunikasi. Alasan yang unik mendasarinya untuk memilih komstra, "Aku pengen jadi bintang iklan", begitu katanya. Jalan-jalan dan hunting foto menjadi hobinya, semua obyek yang menurutnya menarik akan dijepretlah pokoknya. Kak Fauzi suka makan semua makanan karena menurutnya semuanya enak apalagi yang gratis. Obrolan siang itu sangat seru, semoga kedepannya kami bisa lebih akrab untuk berbagi pengalaman.

Kamis, 13 September 2012

Lebih Dekat dengan Kak Panca Siwi Nurtrijaya


Hari ini seharusnya kuliah dimulai jam 12.30 WIB namun aku harus berangkat ke kampus pagi hari dikarenakan ada pertemuan yang membahas tentang malam keakraban jurusan Ilmu Komunikasi UGM 2012. Aku sangat antusias dengan acara ini karena bisa mendekatkan kami, para angkatan 2012 bahkan juga bisa menjadi sarana penghubung dengan kakak angkatan. Dan ternyata kami mendapat tugas baru, yakni mengenal lebih dekat para kakak angkatan Ilmu Komunikasi 2011. Sebuah tugas yang menurutku sangat berguna karena kita bisa lebih menyatu dengan keluarga Ilmu Komunikasi UGM.  Akhirnya aku menemukan salah satu kakak angkatan yang bernama lengkap Panca Siwi Nurtrijaya, biasa dipanggil Mas Panca. Mas Panca memilih konsentrasi jurusan Komunikasi Strategis demi mengembangkan bakat dan minatnya. Kegiatan di kampus yang diikuti Mas Panca salah satunya adalah Deadline namun Mas Panca mengaku tidak terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Mas Panca ternyata juga punya hobi memancing, sebuah hobi yang menurutku sangat menguji kesabaran. Satu hal yang unik bahwa ternyata Mas Panca suka mambaca novel bergenre horor, Goosebump dan kebetulan itu juga menjadi bacaan favoritku. Mungkin Mas Panca bisa menjadi partner diskusi tentang Goosebumb kedepannya, hahahahaha. Dosen favorit Mas Panca adalah Mas Widodo karena menurut Mas Panca, beliau adalah tipe dosen yang santai namun berdedikasi tinggi. Mas Panca juga sempat berbagi beberapa tips dalam menghadapi dosen, "Kenali dosen kalian karena tiap dosen berbeda karakter."
Mungkin itu dulu yang dapat aku tulis di sini, aku yakin akan banyak sekali pengalaman baru yang akan kudapat selama menjadi keluarga Ilmu Komunikasi UGM.

Kamis, 06 September 2012

Karang Taruna Jaya Kusuma


Gharin Putra Yanotama
#bridgingcourse3
Karang Taruna Jaya Kusuma
Desa Singosaren adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa dengan luas wilayah 51,7 Ha ini berbatasan dengan Desa Purbayan (Kec. Kotagede Yogyakarta) dan Desa Jagalan (Kec. Banguntapan Bantul) di sebelah utara. Sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan Desa Wirokerten (Kec.Banguntapan Bantul). Di sebelah barat desa ini adalah Desa Tamanan dan Kelurahan Umbulharjo Giwangan. Sedangkan di sebelah timur adalah Desa Wirokerten yang juga masih menjadi bagian dari Kec. Banguntapan.
Desa ini mudah dijangkau dengan transportasi umum karena wilayahnya berdekatan dengan Terminal Giwangan Yogyakarta. Didukung dengan Jalan Lingkar Selatan yang membelah wilayah Desa Singosaren, menjadikan desa ini sangat strategis. Letak ini pula yang membuat desa ini diminati oleh pelaku industri untuk dijadikan tempat produksi. Ada dua pabrik yang berdiri diatas wilayah Desa Singosaren, yaitu PT. Busana Remaja Agracipta (garmen) dan PT. Indokor (pengemasan udang – namun sudah tidak beroperasi). Selain itu, desa ini juga memiliki Pasar Burung yang menjadi salah satu sentra perekonomiannya. Meskipun belum berjalan optimal, pasar ini mempunyai potensi besar untuk terus dikembangkan. Ditambah lagi, beberapa tahun kedepan, wilayah Desa Singosaren menjadi bagian dari pengembangan Wisata Pusaka Heritage Tourism Kawasan Kotagede. Desa Singosaren akan menjadi pintu masuk kawasan wisata dari Arah Selatan.
Desa ini kaya akan kegiatan kemasyarakatan, mulai dari tingkat RT hingga tingkat Desa. Berbagai organisasi kemasyarakatan tumbuh subur dan menjadi perekat bagi kehidupan komunal masyarakat Singosaren. Organisasi tersebut berkembang dalam berbagai bentuk, mulai dari organisasi formal maupun informal. Salah satu organisasi yang membawa pengaruh yang besar untuk Desa Singosaren adalah Karang Taruna Jaya Kusuma. Organisasi yang telah terbentuk sejak tahun 1984 ini menjadi partner pemerintah dalam usaha pembangunan daerah tertinggal. Info tentang seluk-beluk Karang Taruna Jaya Kusuna saya dapat dari hasil wawancara dengan seseorang yang menduduki jabatan penting di dalam struktur organisasi Karang Taruna Jaya Kusuma yakni Kak Lisa Lindawati. Seorang gadis berjilbab yang lahir di Bantul, 7 Juli 1987. Riwayat pendidikannya dimulai dari TK ABA Dalem, SD Negeri Singosaren, SMP Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Negeri 8 Yogyakarta. Kak Lisa telah menjadi sarjana Ilmu Komunikasi UGM  dan sekarang sedang dalam proses untuk merampungkan S-2 nya di Ilmu Komunikasi UGM juga. Kakak  yang sudah punya segudang prestasi satu ini mempunyai hobi membaca, menonton, menulis, dan pastinya hobi bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Ia telah bergabung bersama Karang Taruna Jaya Kusuma sejak tahun 2009 dengan alasan tanggungjawab sosial untuk masyarakat. Jabatan yang pernah diembannya selama bergabung di Karang Taruna Jaya Kusuma adalah sekretari pda tahun 2009, dan mulai tahun 2012 ini ia menjabat sebagai ketua organisasi.
Karang Taruna Jaya Kusuma mempunyai struktur organisasi yang sama dengan organisasi lain pada umumnya yakni seksi kehumasan, seksi kesejahteraan sosial, dan seksi kerohanian. Organisasi ini banyak menangani masalah sosial yang terjadi di lingkup Desa Singosaren. Letak Desa Singosaren yang berada pada zona suburban membuat warganya mempunyai pola perilaku yang berbeda dengan warga desa dan warga kota pada umumnya. Mereka dengan mudah menerima perubahan yang masuk ke dalam lingkungan mereka. Karang Taruna Jaya Kusuma mempuyai program yang bernama “Sanggar Sinau” dan “Pojok Baca”. Program-program tersebut merupakan prioritas utama yang berusaha dimaksimalkan  untuk kemajuan Desa Singosaren yang dahulu sempat masuk ke dalam ketegori inpres desa tertinggal. Organisasi yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia ini juga menyediakan program kejar paket B dan C untuk para warganya yang pendidikannya kurang. Program kejar paket tersebut mendapat bantuan tenaga pengajar yang berasal dari Desa Singosaren itu sendiri. Didasari dengan prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat semakin membuat program-program Karang Taruna Jaya Kusuma menjadi istimewa.
Dalam kenyataannya, pemerintah berperan memberikan dorongan untuk kemajuan karang taruna namun tidak dapat mengintervensi kepentingan internal organisasi. Dalam waktu dekat, Kak Lisa bersama anggota Karang Taruna Jaya Kusuma yang lain berencana memaksimalkan program-programnya agar tercipta iklim belajar yang baik di Desa Singosaren. Namun ada beberapa kendala dalam usaha realisasi pelaksanaan program kerja Karang Taruna Jaya Kusuma, antara lain adalah Desa Singosaren yang terdiri dari delapan dusun itu masing-masing mempunyai organisasi pemuda yang masih terpecah-pecah. Seringkali terjadi gesekan yang menimbulkan ketegangan antar warga desa yang disebabkan oleh hal yang sepele seperti taruhan bola atau masalah wanita. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Karang Taruna Jaya Kusuma mendapatkan tanggapan yang beraneka ragam dari masyarakat, baik itu pro ataupun kontra. Walaupun begitu, organisasi pemuda ini tetap berusaha merangkul seluruh warga desa untuk ikut berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat. Biaya pembangunan Karang Taruna Jaya Kusuma berasal dari alokasi dana desa, swadaya pengurus, donasi dari masyarakat dan investor, serta hasil dari ekonomi produktif.
Menurut Kak Lisa, mengikuti suatu organisasi sangatlah penting karena akan membawa manfaat untuk pemuda itu sendiri. Mereka dapat bertukar informasi untuk menambah pengetahuan, melatih optimisme dalam pembangunan daerah, dan pastinya menambah pengalaman. Kak Lisa berharap Karang Taruna Jaya Kusuma dapat menjadi salah satu organisasi pemuda yang membawa manfaat bagi masyarakat luas. Ketika ditanya sampai kapan akan mengabdi untuk Desa Singosaren Kak Lisa menjawabnya dengan mantab, “Saya akan mengabdi semampu saya, walaupun mungkin kelak berada pada kapasitas yang berbeda.” Kak Lisa juga membagi tips berorganisasi yang baik yakni kita harus mengenali masyarakat di sekitar kita.
Daftar referensi:
-        www.google.com

Rabu, 05 September 2012

Gudang Garam, Iklan yang Berselera


Gharin Putra Yanotama

Gudang Garam, Iklan yang Berselera
Sebuah iklan pada hakekatnya mempunyai fungsi untuk menawarkkan sebuah produk kepada para konsumen. Namun di sisi lain iklan tersebut juga menyimpan sesuatu yang tersembunyi, misal pesan tersirat yang tidak semua orang bisa menafsirkannya. Iklan yang baik adalah iklan yang dapat mempersuasi pemirsa dengan baik seolah-olah pemirsa telah terkena propaganda dari isi yang termuat di dalam iklan tersebut. Namun semakin lama banyak iklan yang cenderung membentuk pola pikiran yang salah kaprah pada masyarakat. Akan tetapi masih banyak juga iklan cerdas dalam segi packaging serta contain yang dapat membentuk pola pikir masyarakat yang rasional dan berkualitas. Di sini dapat dicontohkan dengan mengambil salah satu iklan rokok kretek yang sudah melegenda di Indonesia, yakni Gudang Garam. Iklan yang istimewa menurut saya, menjadi sangat istimewa karena muncul di tengah gempuran iklan yang tak bermutu.
Setiap hal yang dikatakan baik pasti memiliki bukti-bukti yang mendukung. Konsep yang digunakan iklan rokok Gudang Garam seringkali menampilkan kekayaan dan keindahan alam yang ada di Indonesia. Dengan pesan yang tersirat di dalamnya, saya menyimpulkan bahwa iklan ini berusaha menciptakan citra positif dalam usaha pelestarian lingkungan, dan promosi kepariwisataan Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa alam Indonesia sedang mengalami fase kritis akibat ulah oknum yang berjiwa busuk. Iklan ini juga menceritakan ketangguhan pria pribumi dalam menaklukkan kerasnya alam Indonesia yang masih asli demi menemukan keindahan yang dicari. Kualitas gambar yang ditampilkan pun dapat dikatakan mendekati sempurna. Dengan latar tempat yang masih sangat alami ditambah dengan teknik pengambilan gambar yang mumpuni menjadi nilai tambah bagi iklan rokok ini. Alur  yang ditampilkan tidaklah rumit, dan karena kesederhanaan itulah iklan ini menjadi mudah dipahami bagi masyarakat luas. Ditambah  aransemen musik yang memperkuat penyampaian pesan yang terkandung dalam iklan tersebut. Iklan ini juga bersifat universal yang artinya dapat dinikmati semua kalangan karena tidak menampilkan adegan merokok dan jauh dari unsur kekerasan yang bisa saja akan ditiru anak-anak yang melihat iklan ini.
Hampir setiap tahun iklan Gudang Garam mengeluarkan versi terbaru, hal itulah yang dapat menjauhkan pemirsa dari kejenuhan. Sebuah trik yang baik untuk menyiasati karakter masyarakat Indonesia yang sangat mudah bosan. Jarang sekali ditemukan iklan yang dapat mengambil perhatian dan memancing imajinasi orang yang melihatnya, akan tetapi iklan ini mampu melakukan dua hal tersebut. Menurut saya, Gudang Garam sebagai perusahaan rokok yang telah melegenda di Indonesia harus terus mempertahankan konsep iklan yang inspiratif ini. Ada satu lagi ciri khas yang dimiliki oleh iklan ini, yakni durasi penayangannya yang tergolong lebih panjang dari iklan-iklan lainnya. Iklan Gudang Garam justru tidak secara gamblang menampilkan bahwa iklan tersebut adalah iklan rokok. Bahkan dahulu saya sempat menyangka bahwa iklan Gudang Garam adalah cuplikan tayangan dari Discovery Channel. Pada intinya iklan Gudang Garam ini adalah iklan yang anti mainstream karena berani mengemas sebuah iklan menjadi karya seni persuasif yang beda dari yang sudah ada sebelumnya.
Namun juga ada iklan yang isinya sangat tidak menarik, dengan ide cerita dan pesan moral yang minim. Mereka yang membuatnya hanya berorientasi pada komersialitas tanpa memperhatikan aspek lain seperti pesan moral. Contohnya saja dengan iklan produk makanan daging olahan, dan makanan anak-anak yang justru terkesan murahan jauh dari pesan moral. Iklan yang justru mengandung sangat sedikit pesan bahkan tidak ada malah justru tayang pada waktu primetime yang banyak ditonton anak-anak dan remaja. Suatu keadaan yang patut disayangkan karena para penerus bangsa justru disuguhi iklan yang kurang mendidik. Perlu digarisbawahi bahwa, jangan sampai menjadikan iklan hanya sebagai media branding suatu produk tapi malah mengesampingkan pesan moral yang penting. Masyarakat Indonesia sudah sangat pandai menilai apapun aspek yang membawa pengaruh bagi masyarakat banyak. Perlu perbaikan dalam birokrasi periklanan, dan di Ilmu Komunikasi kita dapat memperoleh materi tentang  seluk-beluk periklanan yang baik dan mengandung pesan moral.
Seharusnya pihak pemilik produk  benar-benar memikirkan apa yang akan ditampilkan dalam iklan yang akan mereka buat. Perlu regulasi yang cukup ketat dari pemerintah agar tercipta industri periklanan yang sehat dan  bermatabat. Semua media massa baik cetak maupun elektronik juga perlu menanamkan kebijakan untuk mendukung perkembangan periklanan di Indonesia. Iklan adalah salah satu perangkat penanggungjawab dalam pembentukan pola pikir masyarakat. Kreativitas juga diuji dalam proses pembuatan sebuah iklan positif, agar hasil yang diharapkan dari iklan tersebut dapat menginspirasi masyarakat banyak. Dengan begitu akan tercipta sebuah iklim persaingan yang sehat dalam pembuatan  iklan, dan pastinya akan ikut mengembangkan industri periklanan di Indonesia.

 #bridgingcourse2