Gharin
Putra Yanotama
#bridgingcourse3
Karang
Taruna Jaya Kusuma
Desa Singosaren adalah sebuah desa
yang terletak di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Desa dengan luas wilayah 51,7 Ha ini berbatasan dengan
Desa Purbayan (Kec. Kotagede Yogyakarta) dan Desa Jagalan (Kec. Banguntapan
Bantul) di sebelah utara. Sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan Desa
Wirokerten (Kec.Banguntapan Bantul). Di sebelah barat desa ini adalah Desa
Tamanan dan Kelurahan Umbulharjo Giwangan. Sedangkan di sebelah timur adalah
Desa Wirokerten yang juga masih menjadi bagian dari Kec. Banguntapan.
Desa ini mudah dijangkau dengan
transportasi umum karena wilayahnya berdekatan dengan Terminal Giwangan
Yogyakarta. Didukung dengan Jalan Lingkar Selatan yang membelah wilayah Desa
Singosaren, menjadikan desa ini sangat strategis. Letak ini pula yang membuat
desa ini diminati oleh pelaku industri untuk dijadikan tempat produksi. Ada dua
pabrik yang berdiri diatas wilayah Desa Singosaren, yaitu PT. Busana Remaja
Agracipta (garmen) dan PT. Indokor (pengemasan udang – namun sudah tidak
beroperasi). Selain itu, desa ini juga memiliki Pasar Burung yang menjadi salah
satu sentra perekonomiannya. Meskipun belum berjalan optimal, pasar ini
mempunyai potensi besar untuk terus dikembangkan. Ditambah lagi, beberapa tahun
kedepan, wilayah Desa Singosaren menjadi bagian dari pengembangan Wisata Pusaka
Heritage Tourism Kawasan Kotagede.
Desa Singosaren akan menjadi pintu masuk kawasan wisata dari Arah Selatan.
Desa ini kaya akan kegiatan
kemasyarakatan, mulai dari tingkat RT hingga tingkat Desa. Berbagai organisasi
kemasyarakatan tumbuh subur dan menjadi perekat bagi kehidupan komunal
masyarakat Singosaren. Organisasi tersebut berkembang dalam berbagai bentuk,
mulai dari organisasi formal maupun informal. Salah satu organisasi yang
membawa pengaruh yang besar untuk Desa Singosaren adalah Karang Taruna Jaya
Kusuma. Organisasi yang telah terbentuk sejak tahun 1984 ini menjadi partner pemerintah dalam usaha
pembangunan daerah tertinggal. Info tentang seluk-beluk Karang Taruna Jaya
Kusuna saya dapat dari hasil wawancara dengan seseorang yang menduduki jabatan
penting di dalam struktur organisasi Karang Taruna Jaya Kusuma yakni Kak Lisa
Lindawati. Seorang gadis berjilbab yang lahir di Bantul, 7 Juli 1987. Riwayat pendidikannya
dimulai dari TK ABA Dalem, SD Negeri Singosaren, SMP Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA
Negeri 8 Yogyakarta. Kak Lisa telah menjadi sarjana Ilmu Komunikasi UGM dan sekarang sedang dalam proses untuk
merampungkan S-2 nya di Ilmu Komunikasi UGM juga. Kakak yang sudah punya segudang prestasi satu ini mempunyai
hobi membaca, menonton, menulis, dan pastinya hobi bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar. Ia telah bergabung bersama Karang Taruna Jaya Kusuma sejak
tahun 2009 dengan alasan tanggungjawab sosial untuk masyarakat. Jabatan yang
pernah diembannya selama bergabung di Karang Taruna Jaya Kusuma adalah
sekretari pda tahun 2009, dan mulai tahun 2012 ini ia menjabat sebagai ketua
organisasi.
Karang Taruna Jaya Kusuma mempunyai
struktur organisasi yang sama dengan organisasi lain pada umumnya yakni seksi
kehumasan, seksi kesejahteraan sosial, dan seksi kerohanian. Organisasi ini
banyak menangani masalah sosial yang terjadi di lingkup Desa Singosaren. Letak Desa
Singosaren yang berada pada zona suburban
membuat warganya mempunyai pola perilaku yang berbeda dengan warga desa dan
warga kota pada umumnya. Mereka dengan mudah menerima perubahan yang masuk ke
dalam lingkungan mereka. Karang Taruna Jaya Kusuma mempuyai program yang
bernama “Sanggar Sinau” dan “Pojok Baca”. Program-program tersebut merupakan
prioritas utama yang berusaha dimaksimalkan untuk kemajuan Desa Singosaren yang dahulu
sempat masuk ke dalam ketegori inpres desa tertinggal. Organisasi yang berada
di bawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia ini juga menyediakan
program kejar paket B dan C untuk para warganya yang pendidikannya kurang. Program
kejar paket tersebut mendapat bantuan tenaga pengajar yang berasal dari Desa
Singosaren itu sendiri. Didasari dengan prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat semakin membuat program-program Karang Taruna Jaya Kusuma menjadi
istimewa.
Dalam kenyataannya, pemerintah
berperan memberikan dorongan untuk kemajuan karang taruna namun tidak dapat
mengintervensi kepentingan internal organisasi. Dalam waktu dekat, Kak Lisa
bersama anggota Karang Taruna Jaya Kusuma yang lain berencana memaksimalkan
program-programnya agar tercipta iklim belajar yang baik di Desa Singosaren. Namun
ada beberapa kendala dalam usaha realisasi pelaksanaan program kerja Karang Taruna
Jaya Kusuma, antara lain adalah Desa Singosaren yang terdiri dari delapan dusun
itu masing-masing mempunyai organisasi pemuda yang masih terpecah-pecah. Seringkali
terjadi gesekan yang menimbulkan ketegangan antar warga desa yang disebabkan
oleh hal yang sepele seperti taruhan bola atau masalah wanita. Dalam melaksanakan
tugas-tugasnya, Karang Taruna Jaya Kusuma mendapatkan tanggapan yang beraneka
ragam dari masyarakat, baik itu pro ataupun kontra. Walaupun begitu, organisasi
pemuda ini tetap berusaha merangkul seluruh warga desa untuk ikut
berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat. Biaya pembangunan
Karang Taruna Jaya Kusuma berasal dari alokasi dana desa, swadaya pengurus,
donasi dari masyarakat dan investor, serta hasil dari ekonomi produktif.
Menurut Kak Lisa, mengikuti suatu
organisasi sangatlah penting karena akan membawa manfaat untuk pemuda itu
sendiri. Mereka dapat bertukar informasi untuk menambah pengetahuan, melatih optimisme
dalam pembangunan daerah, dan pastinya menambah pengalaman. Kak Lisa berharap
Karang Taruna Jaya Kusuma dapat menjadi salah satu organisasi pemuda yang
membawa manfaat bagi masyarakat luas. Ketika ditanya sampai kapan akan mengabdi
untuk Desa Singosaren Kak Lisa menjawabnya dengan mantab, “Saya akan mengabdi
semampu saya, walaupun mungkin kelak berada pada kapasitas yang berbeda.” Kak Lisa
juga membagi tips berorganisasi yang baik yakni kita harus mengenali masyarakat
di sekitar kita.
Daftar referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar