Kamis, 06 September 2012

Karang Taruna Jaya Kusuma


Gharin Putra Yanotama
#bridgingcourse3
Karang Taruna Jaya Kusuma
Desa Singosaren adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa dengan luas wilayah 51,7 Ha ini berbatasan dengan Desa Purbayan (Kec. Kotagede Yogyakarta) dan Desa Jagalan (Kec. Banguntapan Bantul) di sebelah utara. Sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan Desa Wirokerten (Kec.Banguntapan Bantul). Di sebelah barat desa ini adalah Desa Tamanan dan Kelurahan Umbulharjo Giwangan. Sedangkan di sebelah timur adalah Desa Wirokerten yang juga masih menjadi bagian dari Kec. Banguntapan.
Desa ini mudah dijangkau dengan transportasi umum karena wilayahnya berdekatan dengan Terminal Giwangan Yogyakarta. Didukung dengan Jalan Lingkar Selatan yang membelah wilayah Desa Singosaren, menjadikan desa ini sangat strategis. Letak ini pula yang membuat desa ini diminati oleh pelaku industri untuk dijadikan tempat produksi. Ada dua pabrik yang berdiri diatas wilayah Desa Singosaren, yaitu PT. Busana Remaja Agracipta (garmen) dan PT. Indokor (pengemasan udang – namun sudah tidak beroperasi). Selain itu, desa ini juga memiliki Pasar Burung yang menjadi salah satu sentra perekonomiannya. Meskipun belum berjalan optimal, pasar ini mempunyai potensi besar untuk terus dikembangkan. Ditambah lagi, beberapa tahun kedepan, wilayah Desa Singosaren menjadi bagian dari pengembangan Wisata Pusaka Heritage Tourism Kawasan Kotagede. Desa Singosaren akan menjadi pintu masuk kawasan wisata dari Arah Selatan.
Desa ini kaya akan kegiatan kemasyarakatan, mulai dari tingkat RT hingga tingkat Desa. Berbagai organisasi kemasyarakatan tumbuh subur dan menjadi perekat bagi kehidupan komunal masyarakat Singosaren. Organisasi tersebut berkembang dalam berbagai bentuk, mulai dari organisasi formal maupun informal. Salah satu organisasi yang membawa pengaruh yang besar untuk Desa Singosaren adalah Karang Taruna Jaya Kusuma. Organisasi yang telah terbentuk sejak tahun 1984 ini menjadi partner pemerintah dalam usaha pembangunan daerah tertinggal. Info tentang seluk-beluk Karang Taruna Jaya Kusuna saya dapat dari hasil wawancara dengan seseorang yang menduduki jabatan penting di dalam struktur organisasi Karang Taruna Jaya Kusuma yakni Kak Lisa Lindawati. Seorang gadis berjilbab yang lahir di Bantul, 7 Juli 1987. Riwayat pendidikannya dimulai dari TK ABA Dalem, SD Negeri Singosaren, SMP Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Negeri 8 Yogyakarta. Kak Lisa telah menjadi sarjana Ilmu Komunikasi UGM  dan sekarang sedang dalam proses untuk merampungkan S-2 nya di Ilmu Komunikasi UGM juga. Kakak  yang sudah punya segudang prestasi satu ini mempunyai hobi membaca, menonton, menulis, dan pastinya hobi bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Ia telah bergabung bersama Karang Taruna Jaya Kusuma sejak tahun 2009 dengan alasan tanggungjawab sosial untuk masyarakat. Jabatan yang pernah diembannya selama bergabung di Karang Taruna Jaya Kusuma adalah sekretari pda tahun 2009, dan mulai tahun 2012 ini ia menjabat sebagai ketua organisasi.
Karang Taruna Jaya Kusuma mempunyai struktur organisasi yang sama dengan organisasi lain pada umumnya yakni seksi kehumasan, seksi kesejahteraan sosial, dan seksi kerohanian. Organisasi ini banyak menangani masalah sosial yang terjadi di lingkup Desa Singosaren. Letak Desa Singosaren yang berada pada zona suburban membuat warganya mempunyai pola perilaku yang berbeda dengan warga desa dan warga kota pada umumnya. Mereka dengan mudah menerima perubahan yang masuk ke dalam lingkungan mereka. Karang Taruna Jaya Kusuma mempuyai program yang bernama “Sanggar Sinau” dan “Pojok Baca”. Program-program tersebut merupakan prioritas utama yang berusaha dimaksimalkan  untuk kemajuan Desa Singosaren yang dahulu sempat masuk ke dalam ketegori inpres desa tertinggal. Organisasi yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia ini juga menyediakan program kejar paket B dan C untuk para warganya yang pendidikannya kurang. Program kejar paket tersebut mendapat bantuan tenaga pengajar yang berasal dari Desa Singosaren itu sendiri. Didasari dengan prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat semakin membuat program-program Karang Taruna Jaya Kusuma menjadi istimewa.
Dalam kenyataannya, pemerintah berperan memberikan dorongan untuk kemajuan karang taruna namun tidak dapat mengintervensi kepentingan internal organisasi. Dalam waktu dekat, Kak Lisa bersama anggota Karang Taruna Jaya Kusuma yang lain berencana memaksimalkan program-programnya agar tercipta iklim belajar yang baik di Desa Singosaren. Namun ada beberapa kendala dalam usaha realisasi pelaksanaan program kerja Karang Taruna Jaya Kusuma, antara lain adalah Desa Singosaren yang terdiri dari delapan dusun itu masing-masing mempunyai organisasi pemuda yang masih terpecah-pecah. Seringkali terjadi gesekan yang menimbulkan ketegangan antar warga desa yang disebabkan oleh hal yang sepele seperti taruhan bola atau masalah wanita. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Karang Taruna Jaya Kusuma mendapatkan tanggapan yang beraneka ragam dari masyarakat, baik itu pro ataupun kontra. Walaupun begitu, organisasi pemuda ini tetap berusaha merangkul seluruh warga desa untuk ikut berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat. Biaya pembangunan Karang Taruna Jaya Kusuma berasal dari alokasi dana desa, swadaya pengurus, donasi dari masyarakat dan investor, serta hasil dari ekonomi produktif.
Menurut Kak Lisa, mengikuti suatu organisasi sangatlah penting karena akan membawa manfaat untuk pemuda itu sendiri. Mereka dapat bertukar informasi untuk menambah pengetahuan, melatih optimisme dalam pembangunan daerah, dan pastinya menambah pengalaman. Kak Lisa berharap Karang Taruna Jaya Kusuma dapat menjadi salah satu organisasi pemuda yang membawa manfaat bagi masyarakat luas. Ketika ditanya sampai kapan akan mengabdi untuk Desa Singosaren Kak Lisa menjawabnya dengan mantab, “Saya akan mengabdi semampu saya, walaupun mungkin kelak berada pada kapasitas yang berbeda.” Kak Lisa juga membagi tips berorganisasi yang baik yakni kita harus mengenali masyarakat di sekitar kita.
Daftar referensi:
-        www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar